Pakaian bukanlah lagi menjadi kebutuhan primer sebagai pelindung tubuh dari rasa panas dan dingin seperti pada jaman batu, melainkan sudah menjadi fashion yang mempercantik penampilan.

Demi mencapai estetika penampilan tak sedikit fashion people rela merogoh kocek yang terbilang cukup dalam tanpa mengetahui sisi lain terhadap dampak yang akan ditimbulkan. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah dengan menggunakan fashion berbahan dasar hewani seperti bulu,kulit ataupun tulang.

Dari contoh tersebut tentunya dapat dibayangkan bagaimana cara mendapatkan bahan dasar tersebut. Ya benar sekali! demi mendapatkan bahan dasar tersebut minimal hewan harus disiksa dan yang paling parah dibunuh.

Fashion bertemakan hewan semakin lama semakin bertambah lho. Apalagi dengan didukung dengan maraknya selebrita dunia yang menggunakannya, justru akan menjadikan hal itu trend dikalangan masyarakat. Beberapa selebrita yang kerap kali dengan bangganya menggunakan fashion berbahan bulu hewan antara lain Lady Gaga, North West atau anak dari Kim Kadarshian dan Madonna.

Hewan yang biasanya dimanfaatkan untuk diambil bulunya sudah tidak wajar mulai dari rubah, kelinci hingga kucing anggora. Di Cina banyak kelinci yang diikat kejam untuk digunduli bulunya, kemudian dijual dibeberapa pabrik merk terkenal dengan harga yang murah. Dikutip dari Daily Mail bulu kucing anggora diminati karena lebih hangat dari pada wol meski harganya tidak lebih murah. Pernahkah beranalogi bahwa manusia menggunakan dan bergonta-ganti pakaian sebagai pelindung tubuh, namun hewan hanya mempunyai kulit dan bulu sebagai pelindung tubuh dari rasa dingin dan panas. Jika mereka kehilangan hal tersebut bagaimanakah mereka melindungi diri?

http://www.pulsk.com/images/2012/12/27/536f241717825133c431b09d59d964ff.jpg

https://i0.wp.com/www.boombastis.com/wp-content/uploads/2017/03/Cara-sadis-peternak-mencabut-bulu-kelinci.jpg?resize=663%2C382






























Bahkan menurut asosiasi pecinta hewan dunia atau yang dikenal dengan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menceritakan bahwa, kondisi peternakan hewan sangat tidak wajar. Kandang yang sangat sempit, tidak terawat dan beberapa dibunuh dengan memberikan gas beracun atau diberi sengatan listrik, sehingga lama-kelamaan hewan mati dengan sendirinya tanpa merusak kualitas bulu.

Kalau sudah begitu sudah bisa ditebak dampaknya terhadap hewan akan punah. Sekarang timbul pertanyaan apakah kalian masih mau menyombongkan diri membunuh hewan lewat pakaian yang kalian pakai? akankah hewan-hewan lucu tersebut hanya hidup abadi dalam dongeng yang akan kita ceritakan kepada anak serta cucu kelak?

Namun begitu ada juga para selebritas seperti Naomi Campbell,Eva Mendes,Khloe Kadarshian,Christian Serratos dan Pink yang dengan bangga berkampanye memilih tidak berbusana daripada menggunakan busana berbahan dasar hewani. Hal tersebut juga memberikan kesadaran kepada brand dan designer dunia seperti Giorgio Armani, Marks & Spencer, Zara dan GAP.

Sebenarnya untuk dapat berpenampilan  fashionable tidak harus mengorbankan makhluk hidup dan ekosistem alam. Dengan menerapkan trend fashion sistem R3 (Reduce,Reuse dan Recycle) misalnya pada kain perca atau kain sisa menjahit, justru akan mendapat apresiasi dan keseimbangan alam. Akan tetapi semuanya tidak akan berjalan tanpa didasari kesadaran diri sendiri.